ABSTRAK
Emulsi
merupakan jenis koloid dengan fase terdispersinnya berupa fase cair dengan
medium pendispersinya bisa berupa zat
padat, cair, ataupun gas. Emulsi merupakan sediaan yang
mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan
air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan
yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir – butir ini bergabung ( koalesen )
dan membentuk dua lapisan yaitu air dan minyak yang terpisah yang dibantu oleh zat
pengemulsi ( emulgator ) yang merupakan komponen yang paling penting
untuk memperoleh emulsi yang stabil. Zat pengemulsi
(emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang
stabil. Zat pengemulsi adalah PGA, tragakan, gelatin, sapo dan lain-lain.
Emulsi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi vera (emulsi alam) dan
emulsi spuria (emulsi buatan).
Masing – masing emulsi
dengan medium pendipersi yang berbeda juga mempunyai nama yang berbeda,yaitu
sebagai berikut:
a)
Emulsi gas
(aerosol cair )
b)
Emulsi cair
c)
Emulsi padat
Terdapat 2 tipe emulsi yaitu sebagai berikut :
1)
Emulsi A/M yaitu
butiran – butiran air terdispersi dalam minyak
Pada
emulsi ini butiran – butiran air yang hidrofilik stabil dalam minyak yang hidrofobik.
2)
Emulsi M/A yaitu
butiran – butiran minyak terdispersi dalam air, Minyak yang hidrofobik stabil
dalam air yang hidrofilik
Bentuk – bentuk
ketidak stabilan dari emulsi sendiri ada beberapa macam yaitu sebagai berikut :
·
Flokulasi
·
Koalescens
·
Kriming
·
Inversi massa (pembalikan
massa)
·
Breaking/demulsifikasi
Kestabilan emulsi ditentukan oleh
dua gaya, yaitu:
1. Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der Waals. Gaya ini
menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengendap.
2. Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh pertumpang-tindihan lapisan ganda
elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan menstabilkan dispersi koloid.
BEBERAPA CARA PEMBUATAN EMULSI
a.
Dengan Mortir dan
Stampel
b.
Botol
c.
Mixer
d.
Homogenizer
CARA PEMURNIAN KOLOID
Seringkali
terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu pembuatan suatu
sistem koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan
guna menjaga kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat
digunakan, yaitu
1.
DIALISIS
2.
ELEKTODIALISIS
3.
PENYARING ULTRA
PENERAPAN DALAM
PERISTIWA SEHARI DAN INDUSTRI
a.
Penerapan dalam kehidupan sehari-hari
Salah satu contoh penerapan emulsi dalam kehidupan
sehari-hari adalah penggunaan detergen untuk mencuci pakaian, dimana detergen
merupakan suatu emulgator yang akan menstabilkan emulsi minyak (pada kotoran)
dan air. Detergen terdiri dari bagian hidrofobik dan hidrofilik, minyak akan
terikat pada bagian hidrofobik dari detergen sehingga bagian luar dari minyak
akan menjadi hidrofilik secara keseluruhan, sehingga terbentuk emulsi minyak
dan air, dimana kotoran akan terbawa lebih mudah oleh air.
b.
Penerapan dalam bidang industri
Dalam
bidang industri salah satu sistem emulsi yang digunakan adalah industri saus
salad yang terbuat dari larutan asam cuka dan minyak. Dimana asam cuka bersifat
hidrofilik dan minyak yang bersifat hidrofobik, dengan mengocok minyak dan
cuka. Pada awalnya akan mengandung butiran minyak yang terdispersi dalam
larutan asam cuka setelah pengocokan dihentikan, maka butiran-butiran akan
bergabung kembali membentuk partikel yang lebih besar sehingga asam cuka dan
minyak akan terpisah lagi. Agar saus salad ini kembali stabil maka dapat
ditambahkan emulagator misalnya kuning telur yang mengandung lesitin. Sistem
koloid ini dikenal sebagai mayonnaise.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar