Sabtu, 18 Agustus 2012

ANALISIS KUANTITATIF MIKROBIOLOGI PADA BAHAN PANGAN


Tujuan analisis kuantitatif mikrobiologi  pada bahan pangan adalah untuk mengetahui mutu bahan pangan dan mengitung proses pengawetan yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut. Cara yang digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik didalam suatu bahan ada 3 kelompok :
1)    Perhitungan jumlah sel
·         Hitungan Mikroskopik
·         Hitungan Cawan (Total Plate Count)
·         MPN (Most Probable Number)
2)    Perhitungan massa sel secara langsung
·         Volumetrik
·         Gravimetrik
·         Kekeruhan


HITUNGAN CAWAN (TOTAL PLATE COUNT)

            Prinsip dari metode hitungan cawan (TPC) adalah jika sel jasad renik msh hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat lihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.
            Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, ada keuntungan yang perlu diperhatikan yaitu :
1).  Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2).  Beberapa jensi dapat dihitung sekaligus
3).  Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik koloni yang
       terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik.

Kelemahan-kelemahan metode hitungan cawan (TPC) :
1). Hasil hitungan tidak menunjukan jumlah sel yang sebenarnya, karena b’beda
     sel yang berdekatan membentuk satu koloni
2). Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda ax menghasilkan nilai yangh b’bd
3). Jasad reniki yang ditumbuihkan harus daoat tumbuh pada medium padat
     dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
4). Memerluka persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan
     Koloni dapat dihitung

Dalam metode hitungan cawan, bahan pangan diperkirakan mengandung lebih dari 250 jasad renik per ml atau per gram, memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar didalam cawan petri.
Setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan dalam jumlah yang dapat dihtung antara 50 – 250 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1 : 10, 1: 100, 1 : 1000 dengan menggunakan larutan pengenceran yaitu buffer fosfat, NaCl 0.85 %, Larutan Ringer.
Cara tuang dibedakan atas dua (2) cara :
1). Metode tuang (pour plate),.
     Sejumlah contoh (1 ml atau 0,1 ml)n dari pengenceran dimasukan ke dalam cawan
     Steril, kemudian ditambahkan agar cair steril yang telah didinginkan (47-500C)
      Sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya contoh menyebar rata.

2). Metode permukaan (spread plate)
Agar cair dimasukkan dalam cawan terlebih dahulu kemudian sebanyak 0.1 ml cth
yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar, diratakan dengan batang gelas melengkung yang steril. Jumlah koloni dapat hitung sebagai berikut :

                       Jumlah koloni                    1
Koloni/ml/g = ---------------------- x ---------------------
                                 Cawan              F. pengenceran


Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitungan cawan digunakan standar yaitu Standar Plate Counts (SPC) sebagai berikut :
1.    Cawan yang dipilih dan dihitung adalah 25 – 250 koloni
2.    Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni.
3.    Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.

Dalam Standar Plate Counts (SPC) ditentukan cara pelaporan dan perhitungan koloni sebagai berikut :
1.    Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka. Angka yang pertama (satuan), angkan kedua (desimal). Jika angka yang ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu (1) angka lebih tinggi pada angka kedua. Cth :      1.7 x 103 unti koloni/ml atau 2.0 x 106 unit koloni/g
2.    Jika pada semua pengenceran dihasilkan kurang dari 25 pada cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi. Oleh karena itu, jumlah koloni pada pengenceran yang terendah dihitung. Hasil laporan sebagai kurang dari 25 dikalikan dengan besar pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan di dalam tanda kurung.
3.    Jika semua pengenceran dihasilkan lebih dari 250 koloni pada cawan petri, berarti pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung.
4.    Jika menggunakan dua cawan petri (DUPLO) per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua cawan, tidak boleh diambil salah satu. Oleh karena itu, harus dipilih tingkat pengenceran yang menghasilkan kedua cawan duplo dengan koloni di antara 25  dan 250.

Contoh :
             101 = 81,
             101 = 352
                      433 : 2 = 2165  = 2,2 x 103

Tidak ada komentar:

Posting Komentar